Biar
Saduri aku dengan keemasan kasihmu
Benamkan aku dalam kemanisan cintamu
Hujani aku dengan madah rindu yang terulung
Bisikkan aku kalimah puitis ikrar hati
Pekakkan mulut-mulut mencaci
Butakan telatah mereka yang mengeji
Tidak akan mereka fahami
Apa yang kau dan aku alami--
Kau dan aku lalui
Setankan saja semuanya
Selerakkan rasa benci mereka
Sehingga jatuh persis kaca
Simpan saja semua amarah
Biar mereka terkedu dalam gelita
Fitrahnya seorang hamba
Menjadi hakim dunia
Menghukum semua didepan mata
Tanpa diperhalusi subjeknya
Tanpa diteliti segenap aspeknya
Biarkan--
Si luncai dan kesemua labunya
Jangan pernah dicakna
Sumpah, buang masa.
Tuesday, April 28, 2015
Tuesday, April 21, 2015
Rasa Mati.
Bicara tentang rasa
Satu rasa yang aku kuburkan
Satu rasa yang aku buang jauh
Aku binasakan perasaan
Kiranya segalanya telah mati
Namun rasa ini membara kembali
Hati ini seakan berseri--
Bernyawa
Melihat ukiran senyumanmu;
Aku gila
Melihat sinarnya matamu
Aku bahagia
Diawangan aku seakan di syurga
Rasa yang dulunya hilang
Kini membara kembali girang
Bait memori kembali menyarang
Wahai cinta terlarang!
Aksara ini untukmu
Kau yang aku sayang!
Dambaan ini kepadamu
Sunday, April 19, 2015
Bunga.
Masih aku berdiri di ruangan ini
Ruang kosong tidak bersegi
Medan terkumpul igau ngeri
Masih kugagahkan hati ini
Mencari makna bait mimpi
Meratah cinta yang masih berbaki
Andai tahunya aku akan akhirnya
Akan ku kunci jiwa dan raga
Ku buang jauh hingga ke dasarnya
Ku tepis semua menjadi sisa
Kau bunga!
Bunga yang aku kira madu isinya
Manis menyentak seluruh deria
Rupanya racun keras bisanya
Rupanya gelap penuh bahaya
Kau bunga.
Friday, April 17, 2015
Bintang Kehidupan
Menongkat dagu merenung ke langit
Ditemani keriuhan kota dan suasana bingit
Kupejamkan mata ku lepaskan perit
Membayangkan dugaan aku ingin jerit
Kau dan hidupku tiada beza
Langit malam dan aku kita sama
Ku renung jauh ke langit
Menzahirkan butir butir genit
Khusyuk hingga pandangan aku tenggelam
Tenggelam bersama ribut
Bersama kabut
Yang seringkali seperti tiada hujungnya
Gelapnya kulihat awan malam itu
Hitam pekat kian membeku
Lantas fikiran kecilku meninjau sesuatu
Seperti yakinnya seorang pemburu
Begitu jugalah hidup seharianku
Dipenuhi bintik hitam silam
Dipenuhi duri menusuk tajam
Mungkin aku terlalu kejam
Mungkin aku terlalu lama memendam
Tapi sepertimana bintang yang gah
Bertabirkan awan gelap nan indah
Disebalik segala susah dan gundah
Aku masih bisa menongkah
Seperti bintang yang menyerlah
A.F 17042015
Ditemani keriuhan kota dan suasana bingit
Kupejamkan mata ku lepaskan perit
Membayangkan dugaan aku ingin jerit
Kau dan hidupku tiada beza
Langit malam dan aku kita sama
Ku renung jauh ke langit
Menzahirkan butir butir genit
Khusyuk hingga pandangan aku tenggelam
Tenggelam bersama ribut
Bersama kabut
Yang seringkali seperti tiada hujungnya
Gelapnya kulihat awan malam itu
Hitam pekat kian membeku
Lantas fikiran kecilku meninjau sesuatu
Seperti yakinnya seorang pemburu
Begitu jugalah hidup seharianku
Dipenuhi bintik hitam silam
Dipenuhi duri menusuk tajam
Mungkin aku terlalu kejam
Mungkin aku terlalu lama memendam
Tapi sepertimana bintang yang gah
Bertabirkan awan gelap nan indah
Disebalik segala susah dan gundah
Aku masih bisa menongkah
Seperti bintang yang menyerlah
A.F 17042015
Subscribe to:
Posts (Atom)