Saban hari aku berharap
Berharap kasih yang tak terungkap
Menongkat dagu merenung jendela
Hati kecil ini seraya berbicara
Apa mungkin hidupku persis jendela?
Terpampang luas tanpa ada yang durhaka?
Sepoinya angin bayu menyinggah lembut--
Cukup lembut sehingga tanpa aku sedar
Aku tenggelam didalam kabut
Kabutnya kehidupan yang mencengkam
Segala adunan rasa yang pahit-- jahanam
Tersentak aku sedari lamunan
Seraya tersedar semua ini hanya angan
Cita cita dusta terdorong propaganda
Mana mungkin disama ertikan
Dua zahir yang nyata berbeza
Dua susuk yang cara ciptanya tak serupa
Begitu juga hakikatnya kau dan aku
Yang pada lahiriahnya tidak sebulu
Dan diruangan ini--
Kesempatan ini
Kau dan aku
Dua jiwa terasing
Menuju destini
A.F - 07072015
No comments:
Post a Comment