Angin malam seakan memahami
Diterjahnya setiap lekuk tubuh
Namun tertanya adakah niat memerli?
Aku yang telatahnya semakin gemuruh?
Tidak pula aku peduli
Deruan ombak kencang bergema
Deras beralun memecah sukma
Siapa kata cinta selamanya bahagia?
Siapa kata berkasih itu norma?
Sedang pujangga mengait cinta
Ada saja mulut puaka--
Yang acapnya berkata
Konfontasi saat getir
Dibalasnya dengan keji dan sindir
Malah ada yang putusnya tiada menyindir
Namun--
Berkat yang diatas sana
Lelah aku teruskan jua
Gagah aku menepis segala
Cinta ini tiada penghujungnya
Walau riwayat kita bukan selamanya
Terimalah manifestasi dari hati
Jeritan seksa sang pujangga
Rasa ini jangan di asing sendiri
Bimbang luka tiada penawarnya
Kerna bagi aku kau bidadari
Kau tiada ganti
AF-16052015
Friday, May 15, 2015
Monday, May 4, 2015
Mangsa.
Zahir terpampang tenang berlinang
Terpancar sinar terang nan indah
Disajikan ke seluruh pelosok alam
Siapa tahu disebalik kedamaian
Disebalik tawa kebahagiaan
Sebalik segala yang terzahir
Siapa sangka--
Batin terseksa bukan kepalang
Tersiratnya pekung gundah
Tersimpan duka nan kelam
Sayang--
Hanya sandiwara
Tunduk akur
Tuntutan dunia
Walau hakikatnya jatuh tersungkur
AF - 05042015
Terpancar sinar terang nan indah
Disajikan ke seluruh pelosok alam
Siapa tahu disebalik kedamaian
Disebalik tawa kebahagiaan
Sebalik segala yang terzahir
Siapa sangka--
Batin terseksa bukan kepalang
Tersiratnya pekung gundah
Tersimpan duka nan kelam
Sayang--
Hanya sandiwara
Tunduk akur
Tuntutan dunia
Walau hakikatnya jatuh tersungkur
AF - 05042015
Friday, May 1, 2015
Hampa.
Lelah aku berjuang
Demi setitis cinta sang hamba
Letih aku berperang
Menawan hati wilayah asmara
Menadah--
Setiap panahan rindu
Sakit!
Sikitpun tidak menggambar rasa
Pedih?
Kau belum kenal ertinya
Sengsara?
Sumpah tidak setara
Hati ini meronta
Sayangnya tiada yang cakna
Batin ini derita--
Keras bergempa
Jiwa ini melara
Sayangya tiada suara
Demi secebis kasih
Secebis pelangi
Yang diidam muncul usai hujan
Selepas segala kesengsaraan
Dusta--
Aku hampa.
Demi setitis cinta sang hamba
Letih aku berperang
Menawan hati wilayah asmara
Menadah--
Setiap panahan rindu
Sakit!
Sikitpun tidak menggambar rasa
Pedih?
Kau belum kenal ertinya
Sengsara?
Sumpah tidak setara
Hati ini meronta
Sayangnya tiada yang cakna
Batin ini derita--
Keras bergempa
Jiwa ini melara
Sayangya tiada suara
Demi secebis kasih
Secebis pelangi
Yang diidam muncul usai hujan
Selepas segala kesengsaraan
Dusta--
Aku hampa.
Subscribe to:
Posts (Atom)